Apakah rindu itu berputar?
Apakah rindu juga mempunyai masa, ruang dan waktu?
Entah kenapa rinduku mulai tak beraturan.
Pernah aku ingin meninggalkan rindu itu bersama kumpulan harap yang sempat ku simpan.
Namun, aku kalah dengan pelangi sehabis hujan yang mengguyur dikala pagi.
Aku kembali dengan menyambut senja, bersama langit abu-abu bercampur kemerahan.
Terlintas untuk membunuhmu dalam ruang waktu yang aku ciptakan.
Tapi aku menyerah sebelum terbunuh bersama kepingan senyum yang menyembuhkanku.
Kau datang diantara pahitnya kopi yang mulai terasa manis di lidahku.
Apakah rindu itu berputar?
Aku seperti sedang diatas puncak merinduimu dikala malam.
Bukankah, aku telah merelakanmu?
Bukankah, aku berdamai dengan pagi yang selalu kau genggam?
Aku terperangkap bersama kenanganmu, kenangan kita. Dulu.
Aku masih berputar diantar satu bianglala itu. Masihkah kau mengenalinya?
No comments:
Post a Comment