Wednesday, 20 February 2013

Bercerita Pada Pelangi

Terbakar Hujan
"aku merasa tak ada keadilan"
pelangi malam
"maksud mu apa"
Terbakar Hujan
"aku malas membalasnya"
Pelangi malam
"kau ingin bercerita"
Terbakar Hujan
"tidak, hanya membual"
Pelangi malam
"kau ada masalah"
Terbakar Hujan
"sepertinya"
Pelangi malam
"kamu itu kenapa"
Terbakar Hujan
"merasa lemah"
Pelangi malam
"bukanya kau memiliki kekuatan dan daya tahan yang kuat"
Terbakar Hujan
"trus"
Pelangi malam
"kau lapar"
Terbakar Hujan
"tak ada nafsu makan"
Pelangi malam
"bukanya orang gendut itu sering lapar"
Terbakar Hujan
"apa maksudmu.? Kau menganggap diriku gendut"
Pelangi malam
"maaf, bukanya begitu.? Tapi akhir-akhir ini kau jarang olahraga kan.!"
Terbakar Hujan
"iya, emang kenapa"
Pelangi malam
"pantesan, kau terlihat agak gemuk"
Terbakar Hujan
"jangan meledek ku"
Pelangi malam
"bukanya dulu kau selalu giat olahraga, knpa sekarang jarang"
Terbakar Hujan
"tak ada semangat lagi"
Pelangi malam
"emangnya apa yang membuat semangat mu hilang"
Terbakar Hujan
"gak tau.? Tapi perasaan ini yang mengakibatkan ku menjadi malas.?"
Pelangi malam
"tapi kau masi ingin hidup sehat kan"
Terbakar Hujan
"tidak terlalu"
Pelangi malam
"tidak terlalu gmana maksud kamu"
Terbakar Hujan
"aku males aja"
Pelangi malam
"malas kenpa?"
Terbakar Hujan
"udah ah.! Aku lebih suka menghabiskan rokok yang ku beli.! Lagian knpa juga kau menjadi pelangi di malam hari"
Pelangi malam
"sekedar menjadi pewarna malam"
Terbakar Hujan
"sekedar.! Sepertinya kau tak berguna"
Pelangi malam
"knpa kau bilang tak berguna"
Terbakar Hujan
"maaf, hanya membual.!"
Pelangi malam
"oh.! Kau belum ngantuk"
Terbakar Hujan
"belum.! Kau sendiri.?"
Pelangi malam
"tak bisa ngantuk"
Terbakar Hujan
"emang kau itu apa.?"
Pelangi malam
"hasil karya TUHAN!"

Perasaan yang membeku

TERBAKAR HUJAN
"malam ini terlalu dingin, aku merasa demam.!"
Bintang
"tapi kau keliatanya sehat"
TERBAKAR HUJAN
"apa iya"
Bintang
"aku tak tau, tapi kamu terlihat seperti itu"
TERBAKAR HUJAN
"terserahlah, tapi malam ini seperti beda"
Bintang
"beda gmana maksudmu"
TERBAKAR HUJAN
"aku tak pernah merasa seperti ini sebelumnya"
Bintang
"kau ini, seperti anak kemarin sore aja, ingat umur, kau sudah hampir mendekati kedewasaan"
TERBAKAR HUJAN
"bukanya kedewasaan itu bukan umur"
Bintang
"emang, lantas knpa kamu mengatakan seperti itu"
TERBAKAR HUJAN
"malam malam terakhir semenjak aku dekat denganya terasa ada yang beda.?"
Bintang
"bedanya apa.?"
TERBAKAR HUJAN
"aku juga gak tau.? Tapi terasa ada yang tak ada"
Bintang
"kamu itu knpa.?"
TERBAKAR HUJAN
"aku gak tau.?"
Bintang
"kau rindu dengan pelangi itu"
TERBAKAR HUJAN
"apa menurutmu aku pernah mengeluh rindu"
Bintang
"aku lupa, ^_^ apa kau itu jatuh cinta"
TERBAKAR HUJAN
"hahahaha. Lelucon bagus"
Bintang
"ini bukan lelucon, aku serius"
TERBAKAR HUJAN
"hahaha, kau tak pernah menengok perasaan ku"
Bintang
"maksudnya"
TERBAKAR HUJAN
"perasaan ku membeku, dan sepertinya belum bisa berfungsi untuk merasakan kembali"
Bintang
"separah itu kah"
TERBAKAR HUJAN
"menurutmu"
Bintang
"jangan bertanya padaku tentang hal seperti itu.?"
TERBAKAR HUJAN
"kenapa"
Bintang
"enggak, cuma membual aja.! Hehehe tp perasaan mu belum rusak kan"
TERBAKAR HUJAN
"kayaknya belum, cuma membeku aja.? Kmarin sempet remuk sih.? Tp kayaknya tak apa-apa"
Bintang
"oh.! Gitu.? Tapi knpa tak kau hangatkan perasaanmu itu.?
TERBAKAR HUJAN
"aku sudah mencoba, tp hasilnya tak sesuai.?"
Bintang
"apa kau perlu bantuan orang lain.?"
TERBAKAR HUJAN
"sepertinya"
Bintang
"apa sudah pernah ada manusia yang membantumu"
TERBAKAR HUJAN
"banyak c.?"
Bintang
"trus"
TERBAKAR HUJAN
"aku males ah bahas itu?, tapi sepertinya mereka memerlukan waktu yang lama untk ini.!
Bintang
"ok.! Semoga aja perasaan mu dapat berfungsi normal.!
TERBAKAR HUJAN
"makasih yeah.!




Saturday, 16 February 2013

enggan menghampiri

"mulai enggan menulis fiksi, pikiran berkoar tentang emosional. Langit yang tenang, angin yang menyapa, namun perasaan hampa.? Bertanya pada sukma yang terlalu biasa, terlalu panjang, terlalu rumit, terlalu enggan terpahami hati Tercabik Perih, tak bersuara.! Memahami Sukma, menginginkan hal yang tak mungkin di dapatkan.! Lagu kangen, lagu rindu, lagu cinta yang di kirimkan seperti tak tersampaikan.! Bingung, marah, atau apalah yang terasakan.! Terlalu rumit, lalu terasa pahit.! Lampu mulai terpadamkan, kebisingan mulai menenang.? Sesaat menjadi henin."




"mata perih, berjam bertatap muka dengan monitor.? Bukan tanpa alasan, hanya saja karna keinginan menyelesaikan ketikan yang sebenarnya tak menekan.! Teringat akan tadi yang membingungkan.! "aku merasa di permainkan oleh orang yang ku sayang" hati ini kesal, namun tak tersirat.!"
aku merasa lemah jika ber'urusan dengan perasaan.!"


lwmahnya seorang aku jika berurusan dengan perasaan

"entah apa yang ada di otakku hari itu, sedikit kata, banyak beraksi, dan bukan aksi yang baik untuk di tiru.! Sebuah kenekatan yang tanpa perhitungan sama sekali.! Membuat aku tersadar bahwa hal itu menunjukan betapa tidak cerdasnya seorang AKU bila berurusan dengan perasaan.!"


perasaan yang datar

"menjadi datar, itu aku.!
Tanpa emosi, tanpa rasa.!
Walau masih berusaha untuk tetap bisa merasa.!
Untuk apa.? Bukan apa.? Tapi untuk siapa.!
Untuk mereka yang mengaku peduli.! untuk mereka yang mengatasnamakan cinta.!
Untuk mereka yang berusaha untuk bisa terus bersama.! Segelintir sisa asa yang terpecah dan terbiaskan oleh jaman.!
Mencoba untuk tetap menguat di antara rapuh yang mengumbar kematian.!
Menjadi sekedar.? Itu aku.!
Perhatian yang sekedar.!
Keinginan yang sekedar.!
Dan masih tetap mencoba memberikan rasa lebih dari sekedar.!
Menjadi lebih.!
Setidaknya menjadi benar- benar meng-ada.!
Untuk siapa.? untuk mereka yang masih menebar pelukan dari jauh.? Untuk mereka yang berharap udara bahagia yang mereka hirup adalah sama dengan yang mengisi rongga dadaku.! Aku dan sedikit harapan yang sudah lama pupus walau tak juga terbunuh waktu. Di tengah pelarian yang tak kunjung berujung.!"

tak bersuara

Berinteraksi pada mereka yang tak bersuara, ternada samar dalam telinga ini yang tertangkap tak sempurna, jiwa ini lemah namun tak rapuh, tubuh ini seakan berkata terlalu lelah ingin tidur.? Tapi jiwa ini seperti enggan tertidur.!
Konsentrasi pada suara suara yang terdengar. Ternada samar oleh gemuruh petir dini ini.! Aku tak melihat, tapi aku merasakan kalau langit mendung saat ini.! Hati yang tak karuan, berkutit pada penyesalan.! Perasaan yang teragukan pikiran.!


Belenggu hati


Diruang penat menyendiri, terpasung oleh belenggu hati. Sedih , kesal, marah dan kebenciah menyelimuti perasaan. Sulit  melangkah karna belenggu hati ini.! Perasaan dan pemikiran ku benar benar tak sejalan.!
“oh tuhan.! Aku ini kenapa.? Knapa hati ini sakit, perasaan ini hancur oleh cinta yang tlah mengabaikan ku.! Perasaan ini benar benar sakit.! Tuhan, knpa dia lebih memilih dia.  Knapa tak memilih aku.?”
Perasaan ini begitu sakit, rasa cinta seakan sudah tak ada.!
Tuhan, kenapa Ccnta ini menjadi benci.?
Hanya karna riak kecil yang tak seharusnya menjadi aklasan aku membencinya.?
Perasaan dan pemikiran ini tak sejalan.! Khianatnya benar benar menyakitkan, MEMBUAT HATI INI SAKIT.!
Tuhan,  aku tak tau lagi, harapan cinta mengental lalu meleleh dan berderai.!
“tuhan, kenapa aku menjadi sulit melangkah.?”
Semua orang tau, kau akn memberikan cobaan pada kami tuhan.!
Tapi kenapa harus seperti ini tuhan.!
Hati ini menjadi perasa.?
Menjadi belenggu melangkah menjalani kehidupan ini.!
“tuhan, kuatkan aku.! Aku harus tetap jalani kehidupan ini.?  Meski tanpanya.?
Tuhan aku tahu.! Kau memberiI kekuatan  untuk ku hidup tanpa dirinya.!

Teman Sepy

Terbakar hujan
"aku terlalu capek melanjutkan kehidupan.!"
Bintang
"kamu knpa.? Kehidupamu masi seperempat jalan.?"
Terbakar hujan
"maksudnya dengan masi perempat jalan itu gmana.?"
bintang
"jangan bertanya padaku, aku hanya menemani kesepian mu malam ini"
Terbakar hujan
"apa kau selalu seperti ini"
bintang
"maksudnya"
Terbakar hujan
"tidak, cuma bertanya aja"
bintang
"kamu bertanya tentang apa.?"
Terbakar hujan
"tentang kamu"
bintang
"oh, kalau tentang kamu"
Terbakar hujan
"aku Jahat"
bintang
"alasanya.?"
Terbakar hujan
"bukanya aku pernah bercerita padamu"
bintang
"tapi menurut ku tidak, kau itu manusia baik yang slalu tersenyum"
Terbakar hujan
"bagai mana mungkin membunuh dengan senyuman itu di katakan baik"
bintang
"aku butuh penjelasan darimu ardy wijaya yang alias Terbakar hujan.! Nama mu aneh.!"
Terbakar hujan
"aneh gmana maksud kamu.?"
bintang
"pemberian nama dari siapa.?"
Terbakar hujan
"maksudnya nama Terbakar hujan "
bintang
"iya"
Terbakar hujan
"aku heran dg kamu.? Knpa slalu aku yang bercerita, kamu tak pernah menceritakan kehidupan mu.! Ini tidak adil.?"
bintang
"karna aku hanya sebuah imajinasimu semat.! Aku tidak benar benar hidup.?"
Terbakar hujan
"tapi bagiku kau seperti nyata.?"
bintang
"kau tak pernah melihat kenyataan yang ada?"
Terbakar hujan
"bukanya tak pernah, aku hanya jarang"
bintang
"knpa jarang"
Terbakar hujan
"kehidupan nyataku tak banyak warna"
bintang
"bukanya warna itu hanya ada 4"
Terbakar hujan
"aku tau.? Yang ku maksud itu warna kehidupan ku"
bintang
"jangan bohong pada imajinasimu, yang kau maksud warna hati mu kan"
Terbakar hujan
"kenapa kamu mengatakan seperti itu"
bintang
"bukanya kamu sendiri pernah mengatakan"
Terbakar hujan
"kapan"
bintang
"aku tak tau, tapi hatimu sering mengatakan itu pdaku"
Terbakar hujan
"hah, maksudnya"
bintang
"perasaan mu bisa berbicara"
Terbakar hujan
"tapi knpa aku tak bisa mendengarnya"
bintang
"karna kau sering membungkap perasaan mu.?"
Terbakar hujan
"lalu, apa yang harus aku lakukan.!"
bintang
"berilah kesempatan perasaan mu untuk mengatakan"
Terbakar hujan
"mengatakan apa?"
bintang
"perasaan mu menginginkan seseorang"
Terbakar hujan
"siapa yang ia inginkan"
bintang
"bertanyalah pada perasaan mu"
Terbakar hujan
"tapi dia tak bernah berkata padaku, aku tak tau bahasa yang ia gunakan"
bintang
"tapi kau bisa merasakan apa yang ia katakan"
Terbakar hujan
"tapi"
bintang
"tapi apa.? Knpa ada tapi di benakmu"
Terbakar hujan
"trus aku harus gmana.?"
bintang
"aku tak tau jika kau tak tau.?"
Terbakar hujan
"kenapa.?"
bintang
"aku adalah kamu"
Terbakar hujan
"jadi, selama ini aku bicara pada diriku sendiri"
bintang
"tidak, aku hanya teman sepy mu"
Terbakar hujan
"teman sepy"
bintang
"apa kau butuh penjelasan"
Terbakar hujan
"tentu"
bintang
"manusia tak akan pernah menang dari rasa sepy.! Dan aku tak bisa pergi dari kehidupan mu"
Terbakar hujan
"apa itu meng'artikan aku telah tertakdirkan menjadi manusia sepy.!"
bintang
"tidak, tapi kau di takdirkan bahagia"
Terbakar hujan
"bahagia dengan siapa"
bintang
"bersama orang yang menyanyangimu dan orang yang sangat menyayangimu"
Terbakar hujan
"aku tak mengerti yang kau maksud"
bintang
"suatu saat kau akan mengerti"
Terbakar hujan
"mengerti apa.! Aku ini bodoh"
bintang
"kau itu tak bodoh.!"
Terbakar hujan
"tak bodoh.! Bukanya kau pernah berkata sendiri kalau aku ini bodoh"
bintang
"bukanya aku yang berkata, tapi kau sendiri yang mengatakanya"
Terbakar hujan
"ok, sekarang aku paham.! Kenapa aku tak bisa membenci kesepian.!"
bintang
"kau benar, jika kamu benci kesepian, sama saja kau membenci dirimu sendiri.! Aku sarankan lebih baik kau berdamai dengan sepi mu.!"
Terbakar hujan
"baik lah.! Trimakasih ilusi bintang ku" 

Tuesday, 12 February 2013

suara malam

terasa perasaan ini terlalu datar, terlalu beku, terlalu sakit.!
angin menyapa halus dari sebuah mesin yang ku nyalakan.!
bercerita pada tembok dinding kamar peristirahatan ku.!
ternada suara lain selain dari suara radio yang ku nyalakan.!
nada rintihan, nada amukan, nada perasaan yang kedinginan.!

hati ini semakin beku.!

Teratai Kolam

Batang, 12 febuari 2013

Bunga Teratai ini terlihat indah.? emang tapi hanya beberapa jam saja Bunga Teratai ini LAYU.!
itulah yang ku perhatikan.! layu setelah Matahari menghampiri, sepertinya Bunga itu menciut nyalinya.! aku hanya menyayangkan saja.? bunga yang terlihat indah itu tiba tiba menciut dan lama kelamaan malah menjadi Buruk rupa.!



Monday, 11 February 2013

Mungkin sudah saatnya diriku menyandarkan segalanya.
Menyandarkan beban yang mendorongku melangkah Meninggalkan segala luka dan pilu hidupku.
Aku terjun sebagai diriku Mengarungi hidupku yang penuh sedih dan bahagi.
Namun ada waktu dimana aku jenuh dan berhenti.
Untuk berpura - pura bahwa semuanya baik - baik saja.
Tak ada yang benar - benar terjadi.
Semuanya hanya angan dan cita yang kukejar.
Namun ketika aku tak pernah benar - benar meraihnya.
Aku akan tersungkur menjadi diriku yang terjenuhkan.
Apakah semuanya akan berjalan sebagai mestinya.
Atau semuanya akan berjalan diluar kehendak.?
Mungkin yang kurasakan belum bisa kau rasakan.
Sesuatu itu' belum menyentuh hatimu.
Aku memang tak bisa berbuat banyak.
Aku juga tak banyak meminta.
Hanya saja, aku harapkan kau juga rasa apa yang kau rasa.
Agar kau tau, "sesuatu itu indah"
Agar ku tau, indah berbalas.
Dan agar ku tau, dunia ini adil..

"MASA DEPAN atau pun CINTA"

Terdiam dan terpejam, seolah semuanya kupendam.
Adakah kau tahu mengapa.?

"emosi datang melanda"

Mendung datang hampiri di petang ini.!
Buat semuanya terkurung dalam sarang.!

"jalanan mati
kotaku sunyi"

Jemariku mengetuk meja mulai kupikirkan semuanya.!

"MASA DEPAN atau pun
CINTA"

Dalam lamunanku tak seorang pun tahu dan dapat membaca jalan pikiran yang ada.!

"karna ini pikiranku, hanya aku dan diriku, otakku dan hatiku yang tahu isi Duniaku"

puisi yang tak terselesaikan

"Kembali terasa putaran pikir yang tak stabil.
Terasa cepat waktu berlalu, Semakin cepat pula denyutan nadiku, Semakin keras hati membeku.
Mengingat diri yang dusta pada hati.
Mengingat rasa yang dulu terpendam dalam dada.
Mengingat cinta yang belum tersampaikan"




pemilik suara yang hilang

Ketika tanya tak terjawab………………

Sebuah kerinduan menyeruak diantara rentang waktu…………..

Tapi aku tak berani untuk menyampaikan,

Aku bahkan tak berani mengakui,

Aku bahkan berusaha untuk mengingkarinya..............

Entah mengapa..........

Aku merasakan rindu ini tak boleh bertahta dihati, tak boleh aku milikki.



Aku bahkan ingin memberi nama lain atas rasa ini............

Atas kangen yang kini memenuhi hati......

Dan membuatku tak berani untuk mengurainya.........

Aku tak pernah ingin memahat rindu ini dihati.........

Jujur aku tak berani memilikki rasa ini..............



Sebuah kangen yang mestinya hanya milik angin........

Hanya punya mentari yang membelit dunia........

Hanya milik gugusan awan.........



Bahkan aku tak berani untuk berbisik pada malam.......

Bahkan pada mimpi..............

Aku tak sanggup untuk torehkan galau diantara kita..........

Sebuah realita yang kini menyergapku dalam hati.........

Meskipun jauh dilubuk hatiku

Rindu ini kini mengetuk........

Dan biarkan ia menyapa mu kelak bersama waktu........
 
 
"terbangun dari mimpi, kembali mentari menyinari bumi.! Diam sebentar membedakan, yang teringinkan dan yang dibutuhkan"



-menantang rasi bintang-

"membalik garis tangan, menarikan cerita, menuliskan lagi puisi yang mulai kehilangan rima. memotong awan pekat gelap, melintang tepat di hati"





terlalu lelah

Terlalu capek tertidur.
Terdiam dalam angan imajinasi tak kasat mata.
Sesaat terasa bertahta dalam perasa'n.
Kemudian hancur oleh kesadaran.

Berkata pada hati.? Siapakah yang kau ingini.?
Bertanya pada perasa'n.?
Siapakah yang kau inginkan.?
Tentang apa yang kau harapkan.?
Cinta atau Persahabatan.!


Sunday, 10 February 2013

do'a

"kepadamu ya TUHAN. Mengeluh tentang dunia yang semakin kejam. Bertanya tentang masa depan yang semakin suram. Memaki waktu yang terlalu cepat bergulir beberapa tahun terakhir.
Mencairkan beku yang saling menyakiti hati setiap kali argumen terjadi.
Atau sekedar berbincang tentang Tuhan dan agama yang semakin rentan dipercaya umat-Nya.
Berkutat dengan buku kemudian memilah bahasanya dalam pembahasan ringan.
Berpelukan ketika getir yang mengekang alur merampas waktu yang ada.!"

perjuangan ini melelahkan

kesepian

 
"aku ingin sendiri, bukan merasa sendirian, sepi, sunyi.! Kembali seperti ini. asing yang memeluk.! Rancu yang menyudut.! Mungkin ini aku, bukan mereka.! Mungkin ini resahku, bukan salah mereka.! Mencoba menghentikan semua yang terasa.! Berharap
  • mengakhiri galau yang mendera tak terkendali.! Tapi tak juga terhenti, hingga lelah justru semakin mendorongku menjauh dari mereka.! Aku hanya ingin sendiri. bukan merasa sendirian.! meski kini batasnya begitu tipis.!"